Suatu hari di bulan Januari...
Pulang sekolah, lelah, seperti biasa. Kulepas sepatuku dan menaruhnya di rak. Berniat mengganti seragam dengan pakaian rumah, aku pun segera naik ke kamarku di lantai dua, masih sambil menggendong tas di pundak. Ketika memasuki kamar, tak ada yang aneh, masih sama saat aku meninggalkannya pagi hari sebelum berangkat ke sekolah. Namun, saat kuletakkan tasku di kursi yang ada di depan meja belajarku, mataku menangkap sesuatu yang sebelumnya tak ada di atas meja belajar. Secarik kertas yang semalam kupakai untuk latihan mengerjakan soal kimia, di belakang kertas itu, kini ada tulisan lain. Tulisan tangan yang sangat kukenal...
Sejak dulu, tulisan tangan Ummi (ibuku) tidak pernah berubah. Dan gaya bahasa yang digunakannya pasti begitu, puitis, romantis. Saat kubaca tulisannya, aku hanya bisa terpaku. Rasanya seperti ada sesuatu yang menggetarkan hati ini. :')
Selesai membaca, aku pun tersenyum. Surat cinta pertamaku, dari Bidadari Duniaku.
"Tetap semangat, ndhuk... Alloh melihat usahamu!"
:)
"Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal."
(Q.S. Ali Imron (3) : 159)
![]() |
Di sini, akan kumulai perjuangan yang memang bisa dibilang terlambat, tapi bukankah tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu kebaikan? |
nangis aku baca ini syaad :''')) *serius
BalasHapusDoumo arigatou, nyu :')) hehe ;)
BalasHapusaku sedih setelah membaca ini,aku akan berjuang sama kaya kak Syadza
BalasHapuskok sedih? :(
Hapussudah mulai berjuangnya kan? :)